AMSAL
SEBILAH PISAU
Oleh :
Toto ST Radik
Toto ST Radik
pisau yang
tergeletak di atas meja makan itu terisak
sedih
sudah
berharihari tak ada apa pun, sekadar bawang merah
atau seekor
cicak melintas, untuk dicincang
jamur karat
membelukar di tubuhnya yang kian suram dan
renta
matanya yang
tumpul masih berkilat karena siksa lapar
namun ruang
dan waktu yang mengepung dirinya hanya
menurunkan
sepi
seseorang
meninggalkannya begitu saja di meja makan itu
tanpa tugas
tanpa mangsa
padahal
begitu nyaring ia dengar suara erang daging dan
deras darah
yang muncrat
di jalanjalan kelam dari jaman ke jaman
sejak qabil
membantai habil
o, daging
yang ranum darah yang harum
aku
menginginkanmu di hari tuaku yang buruk ini! ratapnya
pedih
dibekuk kenangan yang mendatanginya
bertubitubi
pisau yang
tergeletak di atas meja makan itu meraung
sangsai
seperti
putus asa
sudah
berharihari ia tak menemu cara bunuh diri: mengakhiri
seluruh
perjalanannya dan memulai lagi pengelanaan baru
menyusuri
jalanjalan kelam di dunia lain
bersama
orangorang lain
sebagai
korban
—Serang,
1998-1999
Republika
Online edisi:07 Nov 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar